Kamis, 16 April 2015

LESSON STUDY



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Lesson Study merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction = pengajaran, atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian). Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses-proses tersebut sebagai langkah-langkah kolaborasi dengan guru-guru untuk merencanakan (plan), mengamati (observe), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons). Lebih lanjut dia menyatakan, bahwa Lesson study adalah suatu proses yang kompleks yang didukung oleh penataan tujuan secara kolaboratif, percermatan dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit.
Lesson Study ( LS ) pada hakikatnya merupakan aktivitas siklikal berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis dalam pendidikan. Lesson study juga bisa diartikan sebagai model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk mrmbangun komunitas. Dalam lesson study terdapat pembelajaran berbasis LS yang meliputi manfaat, tujuan, ciri-ciri, tahap-tahap, kelebihan dan kelemahan.

1.2 Rumusan Masalah
1.        Bagaimana pembelajaran berbasis lesson study ?
2.        Bagaimana contoh kasus pelaksanaan lesson study ?
3.        Bagaimana cara mengatasi kendala implementasi lesson study ?

1.3 Tujuan Pembahasan
1.        Mengetahui pembelajaran berbasis lesson study.
2.        Mengetahui contoh kasus pelaksanaan lesson study.
3.        Mengetahui Kendala Implementasi Lesson Study.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Berbasis Lesson Study
            UU No.14 tahun 2005 menyatakan bahwa lesson study mendukung tentang guru dan dosen untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Selain itu lesson study juga mendukung implementasi PP 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 19, “ Proses pembelajaran seharusnya bisa menyenangkan, menantang, inspiratif, interaktif, dan memotivasi untuk aktif, kreatif, mandiri, sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik.  Lesson study dapat meningkatkan budaya akademik, kemampuan kolaborasi, kemampuan melakukan evaluasi diri, serta dapat memotivasi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran.
            Perencanaan lesson study dilakukan secara kolaboratif berdasarkan permasalahan dikelas. Seorang guru dari anggota kelompok melakukan pembelajaran atau mengajar, sementara anggota lainnya mengamati. Pengamatan tidak diperkenankan mengganggu atau membantu siswaselama proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis lesson study terdapat manfaat, tujuan, ciri-ciri, tahap-tahap, kelebihan dan kelemahan.
2.1.1 Manfaat Lesson Study
Manfaat yang diambil lesson study, diantaranya guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akibat dari lesson study.
            Caterine Lewis mengemukakan bahwa lesson study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat memikirkan secara lebih teliti tentang tujuan materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, memikirkan secara mendalam tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, mengkaji hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru, belajar tentang isi atau materi pelajaran, mengembangkan keahlian dalam mengajar, membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa yang dirasakan masih kurang baik pengetahuan maupun keterampilannya.

2.1.2        2.1.2 Tujuan Lesson Study
a.  Meningkatkan pengetahuan tentang materi pembelajaran, meningkatkan motivasi untuk selalu berkembang, kualitas rencana pembelajaran, dan kemampuan guru untuk mengobservasi aktivitas belajar
b.        Menguatkan hubungan antara pembelajaran sehari-hari dengan tujuan jangka panjang.
2.1.3 Ciri-ciri Lesson Study
Ciri-ciri lesson study menurut catherine lewis berdasarkan observasi beberapa sekolah dijepang :
a.         Tujuan bersama untuk jangka panjang, lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas.
b.        Materi pelajaran yang penting, lesson study memfokuskan pada bahan pelajaran yang dianggap penting dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
c.         Studi tentang siswa secara cermat
d.        Observasi pembelajaran secara langsung, dalam kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung.
2.1.4 Tahap-tahap Lesson Study
A. Tahap Perencanaan
Langkah pertama untuk memulai lesson study adalah pembentukan kelompok atau tim lesson study. Kelompok ini dapat dibentuk di tingkat sekolah, di tingkat wilayah, atau tingkat yang lebih luas sesuai dengan keperluan dan kemungkinan keterlaksanaannya. Heterogenitas anggota kelompok perlu dipertimbangkan dalam pembentukan kelompok lesson study.
Keaggotaan yang beragam dari segi usia, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar akan lebih memperkaya tim dan memungkinkan anggota kelompok saling memperoleh keuntungan karena terjadinya proses saling belajar antara aggota kelompok. Anggota kelompok lesson study tersebut di antaranya 5 – 6 guru, kepala sekolah, dan pakar perguruan tinggi. Pembentukan kelompok lesson study dapat juga diprakarsai oleh kepala sekolah, dinas pendidikan, atau pakar dari perguruan tinggi yang memandang perlunya peningkatan kualitas pembelajaran melalui lesson study.
Pembentukan kelompok lesson study dapat diprakarsai oleh salah seorang guru yang mempunyai masalah terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Pembentukan kelompok lesson study dimaksudkan sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Masalahmasalah tersebut perlu diidentifikasi dengan jelas untuk memudahkan pemecahannya. Masalah-masalah tersebut di antaranya terkait dengan aktivitas siswa, hasil belajar siswa, respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, dan sebagainya. Masalah-masalah yang terdaftar tersebut kemudian diseleksi dan diurutkan berdasarkan skala prioritas dalam mengatasinya, kemudian secara bersama-sama dicarikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Seorang guru yang mempunyai metode, strategi, atau media pembelajaran baru yang dimungkinkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dapat juga memprakarsai terbentuknya kelompok lesson study. Pembentukan kelompok dimaksudkan untuk mendukung implementasi ide guru tersebut, menyempurnakannya, selain dimaksudkan untuk menyebarluaskan. Setelah kelompok terbentuk, selanjutnya perlu dipersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran dimaksud di antaranya adalah silabus, rencana pembelajaran, lembar kegiatan siswa (LKS), buku siswa, dan buku guru. Perlu juga disiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengambil data untuk kepentingan penelitian atau sebagai dasar untuk melakukan refleksi. Instrumen penelitian tersebut di antaranya adalah lembar observasi kegiatan pembelajaran, angket tanggapan siswa, dan tes hasil belajar jika dianggap perlu.
Perangkat pembelajaran dan instrument penelitian tersebut disusun bersama-sama oleh anggota kelompok. Pembagian tugas perlu dilakukan demi efisiensi. Perangkat pendukung lainnya yang perlu disiapkan, jika memungkinkan, adalah kamera video yang digunakan untuk mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran. Pendokumentasian lebih dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan refleksi, selain dapat juga untuk menyebarluaskan hasil lesson study.
Rencana pembelajaran perlu disusun secermat dan sejelas mungkin agar mempermudah guru model yang akan mengimplementasikannya. Dalam hal ini rencana pembelajaran (RP) diartikan sebagai rencana kegiatan guru yang berisi skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai hal-hal yang akan dilakukakan guru bersama siswa terkait topik atau pokok bahasan yang akan dipelajari demi mencapai kompetensi standar yang telah ditentukan. Rencana pembelajaran tidak diartikan sebagai laporan yang harus disusun dan dilaporkan kepada kepala sekolah atau pihak lain, melainkan sebagai rencana “individual” guru yang memuat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas. Karena lebih bersifat individual, maka tidak ada format rencana pembelajaran yang baku. Rencana pembelajaran dapat difungsikan sebagai pengingat bagi guru mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan, mengenai media apa yang akan digunakan, strategi pembelajaran yang dipilih, system penilaian yang akan ditentukan, dan hal-hal teknis lainnya. Setelah semua perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, dan perangkat pendukung lainnya disiapkan, selanjutnya memilih salah satu guru yang akan dijadikan guru model, yang akan mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun. Selain itu, perlu juga dipilih kelas yang akan dijadikan tempat mengimplementasikan. Perlu dicatat bahwa kelas yang dipilih tidak harus sama dengan\ kelas yang biasanya diajar oleh guru model.


b.                 B. Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan  rencana pembelajaran yang telah disusun guru,  model melaksanakan pembelajaran di kelas yang telah ditentukan, sementara anggota lain bertindak sebagai observer, yang mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah dikembangkan. Dengan demikian, bersamaan dengan dilaksanakannya proses pembelajaran, dilakukan pengambilan data yang diperlukan unutk kepentingan refleksi. Hal –hal yang perlu mendapat focus perhatian ketika mengobservasi, menurut Djamilah (2006), di antaranya adalah ketepatan prediksi waktu, pengelolaan kelas, keterlaksanaan silabus, aktivitas siswa, dan ketercapaian tujuan untuk setiap tahap kegiatan pembelajaran.
Dimungkinkan, guru  mengubah strategi pembelajaran sesuai tuntutan keadaan. Reaksi atau respon siswa yang tak terduga, seperti diskusi yang tidak bisa berjalan dengan baik, tidak satupun soal yang disiapkan dapat dikerjakan siswa, atau tidak ada siswa yang bersedia menjelaskan jawabannya di depan kelas perlu diantisipasi dengan cepat oleh guru model. Perlu dicatat bahwa selain guru model, tidak diperbolehkan mengintervensi proses pembelajaran. Di kelas, hanya terdapat satu komando, yaitu guru model.

C. Kegiatan Refleksi
Segera setelah selesai pembelajaran, dilakukan postclass discussion atau kegiatan refleksi. Refleksi diikuti oleh semua anggota kelompok yang mengkaji hasil pengamatan setiap guru dan hasil rekaman proses pembelajaran. Kegiatan Menurut Djamilah (2006), dengan pemahaman bahwa lesson study adalah forum untuk saling belajar dalam upaya mengembangkan kompetensi masing-masing anggota tim, maka semangat dalam tahap refleksi ini adalah secara bersama-sama menemukan solusi untuk masalah yang muncul agar pembelajaran berikutnya dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan lebih baik.
Dengan demikian, perlu dipahami bahwa kegiatan refleksi bukan dimaksudkan untuk menilai kemampuan mengajar guru model. Meskipun semangat yang terkandung di dalam lesson study adalah saling belajar, namun mengingat budaya kita yang belum terbiasa dan tidak mudah untuk menerima kritik secara langsung, maka disarankan fokus evaluasi adalah pada bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru lain sebagai observer/pengamat diharuskan mendengarkan, mengamati, dan mencatat setiap respon siswa dengan rinci dan teliti.
Diharapkan, guru model dapat menarik kesimpulan atas pembelajaran yang ia laksanakan, berdasarkan hasil evaluasi terhadap respon siswa dari hasil pengamatan guru lain dan dari hasil rekaman video. Dengan memperhatikan bagaimana siswa belajar, diharapkan guru yang bersangkutan menemukan kekurangan dan kelebihannya dalam mengajar.

2.1.5 Kelebihan Lesson Study
a.         Peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru pengamat di lain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti serta mendukung di antara guru dan secara efektif meningkatkan mutu proses belajar-mengajar.
b.        Metode ini dapat diterapkan di setiap bidang, mulai dari seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga pada setiap tingkat kelas.
c.         Dapat dilaksanakan antar atau lintas kelas

2.1.6 Kelemahan Lesson Study
a.         Belum seragamnya pemahaman tentang lesson study, terjadinya devasiasi dalam memahami kegiatan lesson study tidak jarang menimbulkan perbedaan pendapat, hal ini malahirkan tindakan yang berbeda yang satu membiarkan guru merencanakan sendiri ketika akan implementasi baru melaporkan tindakan kedua dimana dosen secara aktif membimbing calon guru penyaji sampai dalam hal menyiapkan media maupun bahan-bahan pembelajarannya.
b.        Perihal kesiapan bekerja sama, muncul saat membuat keputusan siapa yang akan menjadi penyaji pembelajaran yang siap diobservasi. Jarang guru yang mengajukan diri karena masih ada perasaan bahwa sebagai penyaji harus menyiapkan sendiri pembelajaran yang biasa tidak dilakukannya.
c.         Koordinasi, secara teoretis keinginan meningkatkan mutu pembelajaran seharusnya ke luar dari niat para guru. Akan tetapi, menginat kesibukan kegiatan sekolah, terkadang niat ini terlupakan. Dengan demikian, kadang saat implementasi observer datang terlambat karena harus mengajar dulu dan banyak alasan lainnya.
d.        Ketersediaan sarana dan dukungan finansial, agar kegiatan ini berjalan lancar perlu membuat kesepakatan bersama bahwa biaya kebutuhan guru harus ditanggung sekolah dan kebutuhan pihak dosen ditanggung oleh pihak fakultas.
e.         Fasilitas sekolah, apabila seorang guru ingin melakukan suatu pembelajaran yang menuntut eksperimen kelompo, terkadang jumlah alat yang tersedia tidak memadai jumlah siswa dan kondisi bangku diruangan kelas juga tidak mendukung mobilitas dan interaksi siswa.
f.         Cara menyampaikan pendapat dalam kegiatan refleksi

2.2    Contoh Kasus Pelaksanaan Lesson Study
a.         Menilai                              : aktualisasi pembelajaran dengan lesson study
b.        Membina                           : guru persiapan pembelajaran LS
c.         Memantau                         : proses pembelajaran dengan LS
d.        Alokasi waktu                 : 1 jam eksplorasi LS, 30 menit diskusi, 40 menit simulasi, 40 menit rafleksi, 10 menit menyimpulkan
e.         Standar kompetensi          :pengembangan profesi akademik
f.         Kompetensi dasar             : melaksanakan LS sebagai upaya perbaikan pembelajaran
g.        Tujuan                              : membina LS dengan konfirmatif beserta peserta diklat
h.        Indikator keberhasilan       : menguasai konsep dan prinsip LS
i.          Strategi Kerja                   : caramah, eksplorasi, tanya jawab, dan simulasi LS
j.          SD yang diperlukan          : instrumen : laptop, LCD, dan alat tulis
k.        Skenario Kegiatan            : pendahuluan dan kegiatan inti
l.        Tindak Lanjut                : hasil penelitian ini bisa di tindaklanjuti melalui pemantauan atau supervisi ke sekolah.
m.      Catatan Rekomendasi observer ketika LS

2.3 Cara mengatasi kendala implementasi lesson study
Berbagai kendala yang mungkin dihadapi ketika mengimplementasikan lesson study di antaranya,
a.         Adanya persepsi yang keliru tentang lesson study,
b.        Penyusunan  jadwal,
c.         Pendanaan,
d.        Setting kelas,
e.         Dan pendokumentasian.

Untuk menghindari adanya kesalahan persepsi tentang lesson study, pada tahap perencanaan perlu diadakan penyamaan persepsi antaranggota kelompok bahwa lesson study lebih dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan bukan untuk menilai guru.
Menyusun jadwal, baik untuk pertemuan koordinasi persiapan pelaksanaan, pelaksanaan lesson study itu sendiri, maupun untuk melaksanakan refleksi dan menyusun temuan, yang melibatkan 4 – 6 guru, tidaklah mudah. Itulah sebabnya pelibatan kepala sekolah sejak awal perencanaan lesson study sangat penting, tidak hanya untuk mendapatkan kemudahan dalam pengaturan jadwal, tetapi juga diharapkan kepala sekolah memberikan dukungannya dalam bentuk pendanaan untuk pelaksanaan setiap kegiatan dalam lesson study. Kesepakatan tentang jadwal, pendanaan, dan “aturan main” dari awal akan menghindari masalah yang tidak diinginkan.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan       : Lesson study merupakan alternatif pembinaan profesi guru melalui aktivitas-aktivitas kolaboratif dan berkelanjutan. Prinsip kolaborasi akan memfasilitasi para guru untuk membangun komunitas belajar yang efektif dan efesien, sedangkan prinsip berkelanjutan akan memberi peluang bagi guru untuk menjadi masyarakat belajar sepanjang hayat. Dua hal ini sangat penting bagi guru dalam menjalankan perannya sebagai sosok panutan dan yang dipercaya oleh siswa di sekolah.
Implementasi lesson study secara berkelanjutan akan membantu guru mempercepat peningkatan profesionalismenya. Indikator-indikator peningkatan profesionalisme guru melalui implementasi lesson study, adalah pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang selalu menuntut dilakukannya inovasi pembelajaran dan asesmen, siklus plan-do-see yang memungkinkan guru untuk dapat mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif tentang belajar dan pembelajaran, proses sharing pengalaman berbasis pengamatan pembelajaran memberi peluang bagi guru untuk mengembangkan keterbukaan dan peningkatan kompetensi sosialnya, dan proses-proses refleksi secara berkelanjutan adalah suatu ajang bagi guru untuk meningkatkan kesadaran akan keterbatasan dirinya.
Lesson study dapat diimplementasikan dalam pembelajaran melalui siklus plando-see dengan enam tahapan, yaitu membentuk kelompok lesson study, menentukan fokus kajian, merencanakan research lesson, pelaksanaan pembelajaran dan observasi aktivitas pembelajaran, mendiskusikan dan menganalisis hasil observasi, dan refleksi dan penyempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.2007. Lesson Study. Online: http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study


Tidak ada komentar:

Posting Komentar